Kenapa Shalat?

Akhir-akhir ini saya sering tidak khusyuk beribadah.
Lupa sudah rakaat berapa. Yang saya pikirkan hanya “habis ini makan apa ya,”atau”wah,tadi lupa cari data X.”
Saya kehilangan ketakjuban yang saya rasakan saat melakukan sujud untuk pertama kali.

Dalam Lentera Al-Quran, Quraish Shihab mengidentifikasi 3 tipe motivasi orang beribadah.
Tipe pertama : seseorang beribadah dan ber”sengsara”di dunia karena berharap untuk kemudian ditukar dengan kebahagiaan di akhirat.
Filsuf Ibnu Sina mengistilahkan tipe ini sebagai sikap “pedagang.”
Tipe kedua : sikap “budak” atau “buruh.”
Orang beribadah semata-mata karena dorongan takut siksa neraka.
Tipe ketiga adalah seorang “arif,” yaitu yang menyadari betapa besar anugerah Tuhan untuknya. Kesadaran ini mendorongnya untuk beribadah bukan sebagai”balas jasa,”
bukan karena mengharap imbalan surgawi, juga bukan karena takut neraka.
Dari kesadaran akan kebijaksanaan Tuhan, ia yakin di mana pun ia ditempatkan nanti, penempatan itu pasti yang terbaik.
Apalagi si arif tahu bahwa bukan Sang Maha Kaya yang membutuhkan, tapi dia sendiri yang akan memperoleh manfaat ibadah yang dilakukannya.

Jika tidak tergolong ke tipe manapun, maka kata Pak Quraish, mungkin perlu ditambahkan tipe keempat.
Bukan si arif yang ikhlas, bukan pedagang yang berharap, juga bukan budak yang takut, tapi bagaikan ROBOT yang tidak mengerti esensi dan tujuan ibadah yang dilakukannya.
Ia bekerja sesuai dengan apa yang diprogramkan.
Tidak heran jika melakukan shalat, maka yang ia ingat adalah
bisnis, kebutuhan, dan kesenangan dunia.

Hmmpf…pukulan telak.

Comments

Endah Heliana said…
haha telak mba!!
jleb!! :))

Popular Posts