(Bukan) DILARANG BERIBADAH

Berdialoglah Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah…

“Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau biarkan dirimu melarat, sedang harta bendamu kau biarkan orang lain yang mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri.(yeah right!) Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin. Kau kira Aku suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahKu saja. Tidak…”

Semua jadi pucat pasi tidak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia.

(AA. Navis, Robohnya Surau Kami)

Comments

faisol said…
kalau diijinkan, saya ingin menambahkan,
“mari kita niati sekolah, kuliah, kerja atau apa pun aktivitas kita sebagai ibadah… perbedaan ibadah & bukan, terletak pada niat…”

terima kasih sharingnya...
semoga bisa menjadi ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP), amin...

sebagai tambahan, saya membuat tulisan tentang "Sudahkah Kita Mengindahkan Perasaan Orang Lain?"
silakan berkunjung ke:

Sudahkah Kita Mengindahkan Perasaan Orang Lain?
link di atas adalah tulisan ke-1 dr 2 buah link tentang mengindahkan perasaan orang lain)

semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...

salam,
achmad faisol
http://achmadfaisol.blogspot.com/
Subhan said…
Siapakah penulis Robohnya Surau Kami?

Kebanyakan siswa pasti segera bisa menyebut AA. Navis. Seperti itu juga saya. Padahal waktu itu saya belum pernah baca Robohnya Surau Kami.

Saya baru baca ketika mulai kuliah. Dan efeknya, maaak....bikin saya shock betul. Mirip dengan setelah saya baca Senyum Karyamin-nya Tohari yang bikin saya selalu trenyuh kalau melihat tukang batu.

Popular Posts